Paradigma Pendidikan ~ Telah banyak dirasakan bahwa pendidikan yang ada saat ii sudah mengalami perubahan yang sangat signifikan. Mengapa demikian ? karena banyaknya fasilitas pendidikan yang diberikan kepada semua kalangan baik itu dari kalangan menengah ke atas atau ke bawah.
Hal ini juga dibuktikan dengan adanya pernyataan bahwa pendidikan gratis merupakan keniscayaan yang ada dalam kehidupan berbangsa dari debat cawapres yang diadakan pada Minggu, (29/6/14) yang secara lantang diucapkan oleh cawapres kita yaitu Jusuf Kalla (JK).
Dalam debat cawapres yang dimoderatori Wakil Rektor UGM Dwikorita Karnawati ini JK menegaskan bahwa tak masalah jika ada sekolah yang tetap membayar agar tidak ada dua kelas dalam pendidikan.
Dalam debat tersebut JK juga menuturkan bahwa pendidikan yang ada pada putra putri bangsa ini bukan hanya tanggung jawab dari pemerintah saja, akan tetapi agen sosial primer yaitu keluarga juga turut andil dalam proses berjalannya pendidikanitu sendiri.
Lantas ? pendidikan yang bagaimana yang seharusnya berkembang sekarang ? tentu saja pendidikan yang memuat budi pekrti yang luhur yang secara jelas tertanam dalam amalan pancasila. Yah pendidikan karakter merupakan hal yang sangat penting sekarang ini.
Agar bangsa kita menjadi bangsa yang bermoral dan berakhlak baik, pendidikan karakter perlu diterapkan sejak dini. Lantas dengan pendekatan yang bagaimana agar penerapan pendidikan karakter berjalan dengan baik ?.
Pengertian Pendidikan Karakter
Proses pembentukan karakter ini dapat dilakukan melalui pendidikan yakni proses penyadaran akan jati diri kemanusiaannya dan pada akhirnya akan dihasilkan kualitas manusia yang memiliki kehalusan budi dan jiwa, kecemerlangan berpikir, kecekatan raga dan kesadaran akan penciptaan dirinya.
Pendidikan karakter pada dasarnya adalah upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk menanamkan nilai-nilai perilaku peserta didik yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.
Pengertian Pendekatan Pedagogi Reflektif
Pendekatan PPR diinspirasikan oleh keberhasilan sekolah-sekolah Jesuit dalam pendidikan kaum muda menjadi pribadi yang unggul dalam iman dan sekaligus kaum muda yang berkarakter. Fondasi dari sekolah-sekolah Jesuit ini adalah latihan rohani yang diajarkan oleh St. Ignatius, pendiri Serikat Yesus. Latihan rohani ini menekankan proses dengan mengolah pengalaman, refleksi dan aksi. Refleksi merupakan tuntutan kegiatan yang harus terus menerus dilakukan karena tanpa refleksi yang sungguh-sungguh memadai pengalaman yang berharga mudah diabaikan atau bahkan dianggap remeh. Refleksi secara mendalam atas setiap pengalaman juga sekaligus membawa orang untuk mendalami arti serta implikasi banyak hal yangmereka pelajari. Hal ini tentu saja sangat menunjang pengembangan diri seseorang. Maka refleksi merupakan tindakan yang sangat menentukan untuk bergerak dari pengalaman ke perbuatan (Subagya,2011: 34).
Diharapkan melalui pendekatan PPRini, proses pembelajaran mampu mengarahkan peserta didik untuk berefleksi agar dapat menemukan nilai-nilai kehidupan dalam suatu proses pembelajaran, sehingga bisa merencanakan tindakan yang berguna, tindakan yang kemudian dilakukan, bukan karena kepatuhan dan tradisi, namun lebih pada karena kesadaran akan nilai-nilai kemanusiaan. Tentu saja tindakan yangdilakukan tidak bisa meninggalkan aspek kognitif sebagai tuntutan utama hasil belajar di jenjang sekolah.
Demikian artikel yang membahas mengenai Pendidikan Karakter, Pendekatan Pendidikan Karakter, Pendekatan Pedagogi. Semoga artikel yang Kami sajikan mampu menambah wawasan Anda.
Artikel yang Terkait:
- Komunikasi Sebagai Unsur Penting Transfer Pendidikan Remaja
- Deskripsi Motivasi Mahasiswa Akademi Kebidanan
- Beasiswa Sistem Pendidikan Tinggi
- Kebijakan UKT Pendidikan Tinggi Yang Semakin Memadai